Sebelumnya saya fikir orang tua saya adalah orang yang sangat kaya dan punya banyak uang, soalnya waktu kecil sering memberi saya uang untuk jajan. Dan saya menangis kalau belum diberi.
Setelah orang tua saya mengeluh kehabisan uang, saya mulai berfikir bagaimana caranya mendapatkan uang. Katanya harus kerja baru dapat uang. Lalu darimana uang yang diberikan kepada kita? Apakah yang membayar pekerjaan kita juga bekerja? Padahal dia yang memberikan pekerjaan kepada orang lain. Situasi yang rumit untuk dipelajari anak seumuran saya waktu itu.
Maka saya memutuskan untuk meminta uang lagi untuk jajan, sekalian ingin tahu darimana datangnya uang.
Ternyata uang itu datang dari ayah ke ibu lalu ke saya. Dan saya mengembalikan kembaliannya kepada ibu, lalu ibu menyimpannya dibawah bantal dan ayah mengambilnya lebih banyak untuk membeli rokok ke warung. Perputaran benda yang rumit dan sulit untuk dilacak. Kepala saya menjadi pusing dan perut saya terasa mual lalu muntah.
Ibu mendatangi saya dan beliau bilang akan membeli obat di warung, masuk kamar dan menggerutu uangnya hilang dan ayah senyum sementara ibu mukanya masam. Sejak saat itu, saya tidak mau memikirkan uang, takutnya sakit lagi.
Ada teman kecil saya yang menemukan uang di jalan, saya langsung pulang ke rumah bertanya kepada ibu barangkali uangnya hilang dan ibu bilang uang kita hilang di warung. Berarti bukan uang kami, karena teman saya menemukannya di jalan bukan di warung.
Ketika ayah di rumah terus ibu bilang tidak punya uang lagi, ketika ayah berangkat merantau ibu bilang belum punya uang, ketika ayah pulang dari perantauan ibu bilang baru punya uang lalu habis buat bayar ke warung. Saya jadi bosan sendiri memikirkan uang. Padahal kami sekeluarga tidak pernah makan uang, sumpah!
0 komentar:
Posting Komentar