Saya tidak tahu mengapa ingin menulis anekdot Buzz dari Toy Story yang sering terngiang di telinga saya, "Menuju tak terbatas dan melampuinya" Padahal saya tidak memiliki target apa-apa, segini juga sudah uyuhan. Jangankan menuju tak terbatas, sampai finish juga belum pernah. Apakah saya pernah cerita kalau saya bukan Atlet Marathon?
Karena manusia mempunyai jatah umur, maka mau tak mau kita dipaksa mengakui keterbatasan kita. Pekarangan rumah saja ada batasnya, tidak peduli uang Anda masih banyak di rekening bank. Kertas ada batasnya juga, tidak peduli itu kertas kosong sekalipun, dan saya juga ada batasnya menulis disini, jangan terlalu berharap saya akan menulis panjang lebar dan membuat Anda puas, lalu lupa makan-lupa mandi. Gila, yang benar saja.
Keterbatasan yang kita punya, seringkali menjadi alasan untuk tidak atau iya. Tidak melakukan sesuatu atau iya melakukan sesuatu. Kalau saya terdesak, saya akan bersandar pada keterbatasan saya dan tidak melakukan sesuatu seolah-olah sahih, tapi kalau saya merasa berhasil melakukan sesuatu dengan sedikit peras otak, saya merasa seolah-olah saya telah melampaui batas. Padahal, tidak!
Saya tidak pernah bisa maksimal, hanya medium, seringnya minimal dan saya biasa saja, tidak terlalu terobsesi dengan batas apalagi melampauinya. Segini juga udah uyuhan, saya mah. Kalau Anda bisa menuju batas hari ini, apa salahnya melampauinya. Lalu silakan hubungi Buzz, katakan "Saya bisa!" Dan tolong kabari saya, untuk proyek percontohan umat manusia.
0 komentar:
Posting Komentar